Saturday, March 8, 2014

Wasiat AL-HABIB LUTFI BIN YAHYA PEKALONGAN

“Perselisihan para ulama fiqih ibarat biji mangga, tumbuh bercabang kemudian menumbuhkan ranting, dari ranting kemudian muncul dedaunan dan buah-buahan yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda.”
“Rahasia Allah terletak pada makhlukNya.”

“Sesama wali quthub meski memiliki pangkat kewalian yang sama tetapi memiliki sirr atau rahasia yang berbeda. Salah satu hikmahnya adalah agar tidak ada kecemburuan di antara makhluk Allah.”

“Jangan sekali-kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dzahir-dzahir syariat, terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah. Salah satu sebab kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat menghormati guru-guruku.”

“Rizki itu ada dua, Tajrid dan Kasbi. Rizki Tajrid diperoleh tanpa melalui ikhtiar, inilah karunia yang Allah berikan kepada para auliya' (kekasih Allah). Sedang rizki Kasbi didapat melalui proses ikhtiar.”

“Rizki itu ibarat tangki mobil, sudah ada takarannya gak bisa dilebihkan atau dikurangi. Kalau dilebihkan bisa-bisa luber dan kalau dikurangi bisa-bisa pengemudi tidak sampai ke tujuan.”

“Jangan kau akui keilmuan seorang alim yang suka mencerca para auliya’ dan ulama.”

“Qana’ah dan zuhud adalah pakaian tani yang kita gunakan untuk menggarap lahan di sawah, pelindung dari kotoran-kotoran dan lumpur yang bisa menodai tubuh kita dikala menggarap lahan. Begitulah kaum sufi memandang dunia, mereka tetap bekerja, ikhtiar mencari rizki dengan bersikap qana’ah dan zuhud agar kotoran dunia tidak mengotori hati mereka yang bersih.”

“Anda keliru jika menyangka para ulama sufi tidak kaya. Al-Imam Abul Hasan asy-Syadzili memiliki empat ekor kuda paling mahal di masanya, kereta kudanya memiliki dua roda yang dihiasi mutiara dan batu mulia, tapi tidak sedikitpun kemegahan kereta kuda itu mengisi relung hatinya. Bahkan ketika ada orang yang takjub akan kemegahan kereta kudanya dan sangat menginginkan apa yang dimiliki sang sufi, asy-Syadzili lantas memberikan kereta kudanya untuk orang tersebut.”

“Tidak usah memikirkan kekeramatan, yang penting kalian mendalami sekaligus mengamali secara benar dzahir-dzahir syariat.”

“Aku tidak pernah belajar komunikasi dengan arwah di alam barzakh. Aku bisa karena memiliki mahabbah (kecintaan) kepada meraka. Ilmu seperti itu tidak usah dipelajari, berbahaya, karena kalian belum bisa membedakan mana arwah para wali dan mana arwah yang merupakan jelmaan iblis.”

“Hikmah di balik tanaman yang diletakkan di atas kuburan adalah untuk meringankan adzab si ahli kubur. Karena selama tanaman itu masih hijau, dia (tanaman) bertasbih memujiNya. Hal inilah yang menjadi sebab turunnya rahmat diringankan siksaan si ahli kubur.”

“Kasih sayang seorang wali itu sama seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, bahkan mereka rela menanggung adzab yang turun di umat mereka. Begitulah sifat para auliya’.”

“Rahmat turun karena sebab ikhtiar. Contoh: sakinah, mawaddah dan rahmah akan muncul jika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah.”

“Qudrat dan iradat Allah Swt. ditunjukan pada tiap makhluk yang telah Dia ciptakan.”

“Make up orang mukmin ialah bekas sujud yang memancar dari wajahnya.”

“Maksiatnya Nabi Adam As. merupakan tarbiyah Allah Swt. kepada Nabi Adam As. agar kelak jangan mengulangi perbuatan tersebut.”

“Hikmah diperoleh setelah penalaran yang mendalam. Hikmah juga mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar.”

“Demi menghormati Abdullah bin Umi Maktum, Rasulullah Saw. selalu berdiri tiap kali ada orang buta yang lewat di hadapan beliau.”

“Berpalingnya Rasulullah Saw. dari Abdullah bin Umi Maktum membuat beliau ditegur oleh Allah Swt. dengan cara yang halus yaitu dengan dhamir ghaib: “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, bukan dengan dhamir mukhathab: “Kamu (Muhammad) bermuka masam dan berpaling”, (QS. ‘Abasa ayat 1). Hal ini adalah bentuk pendidikan sekaligus perintah Allah kepada Rasulullah Saw. untuk menyampaikan dakwah, terlepas dari diterima atau tidaknya dakwah Rasulullah Saw., sebagai kewajiban beliau selaku utusan Allah sekaligus menekankan bahwa hak Allah Swt. adalah memberikan hidayah pada siapa saja yang Dia kehendaki.”

“Salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah hasud. Hasud jika dikombinasikan dengan sifat ghaflah atau lalai akan memunculkan sikap sombong.”

“Hasad dan marah adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.”

“Segala sesuatu memiliki batasan, termasuk kesabaran. Jika sabar tidak memiliki batas, mungkin Kanjeng Nabi Saw. akan diam saja dan tidak akan memerangi kaum kafir di Perang Badar.”

Thursday, March 6, 2014

WASIAT SAYYIDINA ALI BIN ABI THOLIB RODLIYALLAHU 'ANHU


Kebaikan bukanlah dengan bertambah banyaknya harta dan anakmu. Akan tetapi kebaikan adalah dengan bertambah banyaknya ilmumu, bertambah besarnya kesabaranmu, dan engkau menyaingi orang lain dengan ibadahmu kepada Tuhan mu. Maka, jika engkau berbuat baik, engkau memuji Allah ‘Azza wajalla; dan jika engkau berbuat buruk, engkau beristighifar kepada Allah.

Tidak ada kebaikan di dunia ini kecuali bagi dua golongan manusia, yaitu:
Pertama, seseorang yang berbuat dosa, lalu dia cepat-cepat meluruskan perbuatannya dengan bertobat.
Kedua, seseorang yang selalu bersegera dalam amal kebajikan.

dan berikut wasiat/nasehat dari sahabat Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib Radliallohu Anhu

  1. perbuatan yang dilakukan dengan ketakwaan, maka bagaimana dapat dikatakan sedikit suatu perbuatan yang diterima (Allah)?
  2. Kesempatan terus berjalan seperti jalannya awan. Oleh karena itu, cepat-cepatlah kalian ambil segala kesempatan yang baik (sebelum Ia berlalu dari kalian).
  3. Kedermawanan yang sebenarnya adalah berniat melakukan kebaikan kepada setiap orang.
  4. Di antara amal kebajikan yang paling utama adalah: berderma di saat kesusahan, bertindak benar ketika sedang marah, dan memberi maaf ketika mampu untuk menghukum.
  5. Kebaikan yang tidak ada keburukan di dalamnya adalah bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan, dan bersabar ketika mendapatkan musibah.
  6. Berbuatlah kebaikan dan janganlah kalian meremehkannya sedikit pun. Sebab, yang kecilnya adalah besar dan sedikitnya adalah banyak. Dan janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian mengatakan, ”Sesungguhnya orang lain Iebih utama dalam hal melakukan kebaikan ini daripada saya.” Maka, demi Allah, perkataannya akan menjadi kenyataan. Sesungguhnya bagi kebaikan dan keburukan ada pemiliknya (pelakunya). Maka, bagaimanapun kalian meninggalkan di antara keduanya, ada orang lain yang akan mengerjakannya.
  7. Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah segala amal nya kecuali tiga: sedekah jariah; ilmu yang dia ajarkan kepada manusia lalu mereka mendapatkan manfaat dengannya; dan anak yang saleh yang mendoakannya.
  8. Maafkanlah kesalahan orang-orang yang memiliki akhlak yang mulia karena setiap orang di antara mereka, jika melakukan suatu kesalahan, pasti tangan Allah ada bersama tangannya yang mengangkat kesalahannya itu.
  9. Janganlah engkau meninggalkan kebaikan karena zaman selalu berputar. Banyak sekali orang yang pagi harinya mengharapkan kebaikan (pemberian) orang lain berubah menjadi orang yang diharapkan kebaikannya oleh orang lain, dan orang yang kemarinnya mengikuti orang lain berubah menjadi orang yang diikuti.
  10. Permulaan kebaikan di pandang ringan, tetapi akhirnya dipandang berat. Hampir-hampir saja pada permulaannya dianggap sekadar menuruti khayalan, bukan pikiran; tetapi pada akhirnya dianggap sebagai buah pikiran, bukan khayalan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa memelihara pekerjaan lebih berat daripada memulainya.
  11. Dengan kebaikan, orang yang merdeka dapat diperbudak.
  12. Pasti untukmu ada seorang teman di dalam kuburmu. Oleh karena itu, jadikanlah temanmu itu seorang yang berwajah tampan yang wangi baunya. Dia adalah amal saleh.
  13. Memulai pekerjaan adalah sunnah, sedangkan memeliharanya adalah wajib.
  14. Tidak ada perdagangan yang seperti amal saleh, dan tidak ada keuntungan yang seperti pahala.
  15. Jika engkau merasa lelah dalam kebajikan, maka sesungguhnya kelelahan itu akan hilang, sementara kebajikan akan kekal.
  16. Belanjakanlah hartamu dalam hal yang benar, dan janganlah engkau menjadi penyimpan harta untuk selain dirimu (orang lain).
  17. Benar-benar mengherankan, orang yang dikatakan kebaikan ada padanya padahal kebaikan itu tidak ada pada dirinya, bagaimana dia merasa gembira? Dan juga benar-benar mengherankan, orang yang dikatakan keburukan ada padanya, padahal keburukan itu tidak ada pada dirinya, bagaimana dia marah?
  18. Tidak ada yang mengetahui keutamaan orang yang memiliki keutamaan kecuali orang-orang yang memiliki keutamaan.
  19. Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dikhususkanNya dengan berbagai kenikmatan untuk kemanfaatan hamba-hamba-Nya yang lain. Allah mengukuhkan kenikmatan (harta) itu di tangan mereka selama mereka mendermakannya. Maka, jika mereka tidak mendermakannya, pasti Allah akan mencabutnya dari mereka, kemudian Dia mengalihkannya kepada orang-orang selain mereka.
  20. Kebajikan adalah apa yang dirimu merasa tenang padanya dan hatimu merasa tenteram karenanya. Sedangkan dosa adalah yang jiwamu merasa resah karenanya dan hatimu menjadi bimbang.
  21. Jika bentuk keburukan bergerak dan tidak tampak wujudnya, maka Ia akan menyebabkan ketakutan; dan jika tampak wujudnya, maka Ia akan menyebabkan kesakitan. Sebaliknya, jika bentuk kebaikan bergerak dan tidak tampak wujudnya, maka ia akan menyebabkan kegembiraan; dan jika tampak wujudnya, maka ia akan menyebabkan kenikmatan.
  22. Lemparkan kembali batu itu dari arah mana ia datang, karena sesungguhnya kejahatan tidak didorong kecuali oleh kejahatan.
  23. Tangguhkanlah keburukan karena sesungguhnya jika engkau menghendaki, niscaya engkau akan terburu-buru mengerjakannya.
  24. Pelaku kebaikan lebih baik daripada kebaikan itu sendiri, dan pelaku kejahatan lebih jahat daripada kejahatan itu sendiri.
  25. Bersahabatlah dengan orang-orang yang baik, niscaya engkau akan termasuk di antara mereka; dan tinggalkanlah orang-orang jelek, niscaya engkau terpisah dari mereka.
  26. Janganlah engkau bersahabat dengan orang jahat karena sesungguhnya watakmu mencuri dari sebagian wataknya, sementara engkau tidak tahu.
  27. Orang-orang jahat mengincar keburukan manusia dan meninggalkan kebaikan mereka, sebagaimana lalat mengincar tempat-tempat yang busuk.
  28. Sesuatu yang manfaatnya bersifat umum adalah kematian bagi orang-orang jahat.
  29. Janganlah kalian bersahabat dengan orang-orang jahat karena Sesungguhnya mereka mengungkit-ungkit kebaikan mereka terhadap kalian.

Wednesday, March 5, 2014

Astral Projection


Astral Projection– 240 Questions Answered! Learn in this report with videos, answers to your questions about astral projection, an informative report you can use personally or use on niche sites such as self improvement, spiritual sites and many more. Inside: • What is Astral Projection? • Can Astral Projection actually be done? • What can I do about my belief that I can only perceive through my physical senses • Can Astral Projection be done without being taught by someone specialized who knows what is going to happen? • What triggers Astral Projection? And when does it actually happen? • Sometimes my dreams are so very vivid. Is it Astral Projection? • Are there any other preparations/techniques that can be done (other than meditating) to encourage projection?
Buy with VirtaPay

Tuesday, March 4, 2014

Siddharta Gautama

kata-kata mutiara siddharta Gautama
Kata-Kata Hikmah Siddharta Gautama – Siddharta Gautama (563 SM – 483 SM) adalah pemimpin spiritual dari wilayah timur laut india yang dikenal luas sebagai pendiri agama Buddha. Siddharta Gautama terlahir sebagai putra mahkota yang hidup dalam kehidupan yang serba mewah sebelum ia memutuskan untuk meninggalkan segala kemewahan demi mencari ‘obat’ untuk menyembuhkan penderitaan hidup dan mati, yang kemudian dikenal dengan ’4 kebenaran mulia‘ dan ‘jalan mulia beruas delapan’
Sepanjang hidupnya Siddharta Gautama selama lebih dari 40 tahun setelah dirinya mencapai ke-Buddha-an, beliau lebih sering membabarkan ajaran melalui khotbah secara lisan kepada masyarakat dan murid – muridnya yang kemudian terangkum dan dicatat beberapa ratus tahun kemudian dimana himpunan tersebut kemudian disebut dengan Tipitaka (Tripitaka) yang dikenal sebagai kitab suci utama agama Buddha.

Kata-Kata Mutiara Siddharta Gautama (Buddha)

Berikut adalah kumpulan / beberapa kata-kata mutiara dari Siddharta Gautama yang ditulis pada salah satu karya sastra Dhammapada dalam Tipitaka:
‘Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya’
‘Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya’
“Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya.” Selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir’
“Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya.” Jika seseorang sudah tidak lagi menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian akan berakhir”
“Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa, dalam pertengkaran mereka akan binasa; tetapi mereka, yang dapat menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran”
“Mereka yang menganggap, ketidak-benaran sebagai kebenaran. dan kebenaran sebagai ketidak-benaran. maka mereka yang mempunyai, pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat, menyelami kebenaran”
“Di dunia ini ia bergembira. Di dunia sana ia bergembira. Pelaku kebajikan, bergembira di kedua dunia itu. Ia bergembira dan bersuka cita karena, melihat perbuatannya sendiri yang bersih”
“Di dunia ini ia menderita. Di dunia sana ia menderita. Pelaku kejahatan menderita di kedua dunia itu. Ia meratap ketika berpikir, “Aku telah berbuat jahat,”, dan ia akan lebih menderita lagi, ketika berada di alam sengsara”
“Pikiran itu sungguh sukar diawasi. Ia amat halus dan senang mengembara sesuka hati. Karena itu hendaklah orang bijaksana selalu menjaganya. Pikiran yang dijaga dengan baik akan membawa kebahagiaan”
“Bermacam luka (hal – hal yang menyakitkan) dapat dibuat oleh orang – orang yang saling bermusuhan dan membenci, namun sesungguhnya pikiran yang diarahkan secara salah akan jauh lebih berat melukai diri sendiri”
“Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri”
“Tidaklah seberapa, harumnya bunga tagara dan kayu cendana; tetapi harumnya mereka, yang memiliki sila (kebajikan), menyebar sampai ke surga”
“Apabila dalam pengembaraan seseorang tak menemukan sahabat yang lebih baik atau sebanding dengan dirinya, maka hendaklah ia tetap melanjutkan pengembaraannya seorang diri. Janganlah bergaul dengan orang bodoh (tidak bijaksana)”
“Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh”
” Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh (tak bijaksana) akan menganggapnya manis seperti madu; tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak, maka ia akan merasakan pahitnya penderitaan”
“Suatu perbuatan jahat yang telah dilakukan, tidak segera menghasilkan buah, seperti air susu yang tidak langsung menjadi dadih; demikianlah perbuatan jahat itu membara mengikuti orang bodoh, seperti api yang ditutupi abu”
“Biarlah ia memberi nasehat, petunjuk, dan melarang apa yang tidak baik, orang bijaksana akan dicintai oleh orang yang baik dan dijauhi oleh orang yang jahat”
“Pembuat saluran air mengalirkan air, tukang panah meluruskan anak panah, tukang kayu melengkungkan kayu, orang bijaksana mengendalikan dirinya”
“Bagaikan batu karang yang tak tergoncangkan oleh badai, demikian pula para bijaksana tidak akan terpengaruh oleh celaan maupun pujian”
“Bagaikan tanah, demikian pula orang suci. Tidak pernah marah, teguh pikirannya bagaikan tugu kota (indakhila), bersih tingkah lakunya bagaikan kolam tak berlumpur. Bagi orang suci seperti ini tak ada lagi siklus kehidupan”
“Daripada seribu kata yang tak berarti, adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat, yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya”
“Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri”
“Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik daripada menaklukkan makhluk lain; orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri selalu dapat mengendalikan diri”
“Biarpun selama seratus tahun seseorang menyalakan api pemujaan di hutan, namun sesungguhnya lebih baik jika ia, walaupun hanya sesaat saja, menghormati orang yang telah memiliki pengendalian diri”
“Dalam dunia ini, pengorbanan dan persembahan apapun yang dilakukan oleh seseorang selama seratus tahun, untuk memperoleh pahala dari perbuatannya itu, semuanya tidak berharga seperempat bagian pun, daripada penghormatan yang diberikan kepada orang yang hidupnya lurus”
“Ia yang selalu menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, kelak akan memperoleh empat hal, yaitu: umur panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan”
“Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi malas dan tidak bersemangat, maka sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang berjuang dengan penuh semangat”
” Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik,selama buah perbuatan jahatnya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk”
“Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk,selama buah perbuatan bajiknya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik”
“Apabila seseorang tidak mempunyai luka di tangan, maka ia dapat menggenggam racun. Racun tidak akan mencelakakan orang yang tidak luka. Tiada penderitaan bagi orang yang tidak berbuat jahat”
“Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga, dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri dari akibat perbuatan jahatnya”
“Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan, maka setelah mati ia tak akan memperoleh kebahagiaan”
“Kota (tubuh) ini terbuat dari tulang belulang yang dibungkus oleh daging dan darah. Di sinilah terdapat kelapukan dan kematian, kesombongan dan iri hati”
“Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi; dagingnya bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang”
“Sungguh mudah untuk melakukan hal-hal yang buruk dan tak bermanfaat, tetapi sungguh sulit untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri”
“Barangsiapa dapat memandang dunia ini seperti melihat busa atau seperti ia melihat fatamorgana, maka Raja Kematian tidak dapat menemukan dirinya”
“Orang yang melanggar salah satu Dhamma (sila keempat, yakni selalu berkata bohong), yang tidak memperdulikan dunia mendatang, maka tak ada kejahatan yang tidak dilakukannya”
“Dari keinginan timbul kesedihan, dari keinginan timbul ketakutan; bagi orang yang telah bebas dari keinginan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan”
“Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih dan kalahkan kejahatan dengan kebajikan. Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati, dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran”
“Tidak pada zaman dahulu, waktu yang akan datang ataupun waktu sekarang, dapat ditemukan seseorang yang selalu dicela maupun yang selalu dipuji”
“Bagaikan karat yang timbul dari besi, bila telah timbul akan menghancurkan besi itu sendiri, begitu pula perbuatan-perbuatan sendiri yang buruk akan menjerumuskan pelakunya ke alam kehidupan yang menyedihkan”
“Seseorang tidak dapat dikatakan bijaksana hanya karena ia banyak bicara. tetapi orang yang damai, tanpa rasa benci dan rasa takut dapat disebut orang bijaksana”
“Apabila dengan melepaskan kebahagiaan yang lebih kecil orang dapat memperoleh kebahagiaan yang lebih besar, maka hendaknya orang bijaksana melepaskan kebahagiaan yang kecil itu, guna memperoleh kebahagiaan yang lebih besar”
“Barangsiapa menginginkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dengan menimbulkan penderitaan orang lain, maka ia tidak akan terbebas dari kebencian; ia akan terjerat dalam kebencian”
“Meskipun dari jauh, orang baik akan terlihat bersinar bagaikan puncak pegunungan Himalaya. Tetapi, meskipun dekat, orang jahat tidak akan terlihat, bagaikan anak panah yang dilepaskan pada malam hari”
“Orang yang lengah dan berzina akan menerima empat ganjaran, yaitu : pertama, ia akan menerima akibat buruk; kedua, ia tidak dapat tidur dengan tenang; ketiga, namanya tercela; dan keempat, ia akan masuk ke alam neraka”
“Sebaiknya seseorang tidak melakukan perbuatan jahat, karena di kemudian hari perbuatan itu akan menyiksa dirinya sendiri. Lebih baik seseorang melakukan perbuatan baik, karena setelah melakukannya ia tidak akan menyesal”
“Mereka yang merasa malu terhadap apa yang sebenarnya tidak memalukan, dan sebaliknya tidak merasa malu terhadap apa yang sebenarnya memalukan; maka orang yang menganut pandangan salah seperti itu akan masuk ke alam sengsara”
“Bergembiralah dalam kewaspadaan dan jagalah pikiranmu dengan baik; bebaskanlah dari cara-cara yang salah, seperti seekor gajah melepaskan dirinya yang terbenam dalam lumpur”
“Dalam diri makhluk-makhluk timbul rasa senang mengejar objek-objek indria, dan mereka menjadi terikat pada keinginan-keinginan indria. Karena cenderung pada hal-hal yang menyenangkan dan terus mengejar kenikmatan-kenikmatan indria, maka mereka menjadi korban kelahiran dan kelapukan”
“Orang bijaksana menyatakan bahwa belenggu yang terbuat dari besi, kayu, ataupun rami tidaklah begitu kuat. Tetapi ikatan terhadap anak-anak, istri, dan harta benda, sesungguhnya merupakan belenggu yang jauh lebih kuat”
“Orang yang pikirannya kacau, penuh dengan nafsu, dan hanya melihat pada hal-hal yang menyenangkan saja, maka nafsu keinginannya akan terus bertambah. Sesungguhnya orang seperti itu hanya akan memperkuat ikatan belenggunya sendiri”
Untuk naskah lengkap kata-kata mutiara Sang Buddha (Siddharta Gautama) dapat mengunjungi situs ini. Demikianlah informasi mengenai Kata-Kata Mutiara Siddharta Gautama. Semoga bermanfaat.